Kamis, 26 Maret 2009

DALAM 44 TAHUN,INDONESIA DILANDA 13 TSUNAMI


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendata dalam 44 tahun terakhir dari 1965 hingga 2009 terjadi 13 kali bencana gelombang tsunami di wilayah pesisir Indonesia. Dari 13 kali tsunami itu, bencana dengan korban terbanyak terjadi di Aceh pada 26 Desember 2006 dengan 79.940 korban tewas.

Demikian kata peneliti tsunami LIPI Irina Rafliana di Padang, Jumat (20/3). Irina berada di Padang sebagai pembicara pada seminar "Building Model For Disaster Preparedness" yang digelar Kogami Indonesia bersama dengan Unesco di Padang, 17-19 Maret 2009.

Ia menyebutkan, gelombang tsunami tertinggi yang menerjang wilayah pesisir Indonesia terjadi pada 12 Desember 1992 dengan ketinggian mencapai 26 meter. Dalam 44 tahun terakhir, tsunami pertama terjadi di Seram, Maluku, 24 Januari 1965 dengan ketinggian gelombang empat meter dan menewaskan 71 orang.

Selanjutnya, pada 11 April 1967 terjadi di Tinabung, Sumatera Selatan dengan jumlah korban tewas 58 orang. Pada 14 Agustus 1968 di Tambu, Sulawesi Tengah menewaskan 200 orang dengan ketinggian gelombang mencapai 10 meter.

Kemudian 23 Februari 1969 di Majene, Sulawesi Selatan dengan tinggi gelombang mencapai 10 meter dan menewaskan 64 korban. Pada 19 Agustus 1977 gelombang tsunami setinggi 15 meter menerjang pesisir Sumbar, Nusa Tenggara Timur menewaskan 316 korban.

Berikutnya, 25 Desember 1982 tsunami terjadi di Larantuka, NTT yang menimbulkan 13 korban tewas. Pada 12 Desember 1992 terjadi tsunami dengan ketinggi mencapai 26 meter di Flores, NTT dengan korban jiwa mencapai 2.100 orang.

Pada 2 Juni 1994 tsunami setinggi 14 meter melanda Banyuwangi, Jawa Timur menyebabkan 238 korban tewas. Pada 1 Januari 1996 tsunami setinggi enam meter melanda Palu, Sulawesi Tengah dengan sembilan korban tewas.

Kemudian 17 Februari 1996 tsunami setinggi 12 meter menerjang pesisir Biak, Papua menyebabkan 160 orang tewas dan 28 Nevember 1998 di Taliabu, Maluku Utara tsunami dengan ketinggian tiga meter menyebabkan 34 orang tewas.

Pada 4 Mei 2000 tsunami setinggi tiga meter melanda Banggai, Sulteng menyebabkan 50 korban tewas dan tsunami terbesar pada 26 Desember 2004 melanda Aceh dengan ketinggian gelombang mencapai 10 meter dan menewaskan 79.940 orang.

SEBUAH ASTEROID NYARIS TABRAK BUMI


Sebuah asteroid melintas sangat dekat dan bisa saja menabrak Bumi jika terjadi sedikit perubahan jalur orbit. Betapa tidak, jarak terdekat dengan Bumi saat melintas hanya tinggal 66.000 kilometer. Bandingkan jarak Bumi-Bulan yang rata-rata 384.000 kilometer.

Lebih mengejutkan lagi kedatangan asteroid ini tidak diduga-duga sebelumnya. Astroid yang diberi nama 2009 DD45 ini baru terdeteksi beberapa hari lalu.

Pengamat yang beruntung di wilayah Asia, Australia, dan Kepulauan Pasifik dapat melihatnya saat melintas di natar Bumi dan Bulan pada Senin (2/3) pukul 20.44. Batuan angkasa itu bergerak dengan kecepatan hanya 20 kilometer per jam.

"Kita melihat objek-objek yang melintas sedekat ini atau bahkan lebih dekat hanya tiap beberapa bulan sekali," ujar Timothy Spahr, direktur Pusat Planet Minor Himpunan Astronomi Internasional (IAU) di Massachusetts, AS.

Asteroid 2009 DD45 baru dilaporkan kedatangannya pada 28 Februari. Observatorium Siding Spring Australia hanya merekamnya sebagai sebuah titik kecil. Saat itu, asteroid berada pada jarak 2,4 juta kilometer dan melesat dengan kecepatan sangat tinggi.

Dibanding objek ruang angkasa lainnya, asteroid termasuk kecil dengan diameter antara 20-50 meter. Asteroid merupakan objek batuan padat yang banyak mengorbit di kawasan yang disebut sabut asteroid antara Planet Mars dan Jupiter.

"Objek sekecil itu sulit dilihat dengan mata telanjang meski berada pada jarak sangat dekat dengan Bumi," ujar Spahr. Namun, penganat amatir maupun profesional dapat mengatinya dengan teleskop ke arah lintasan yang tepat.

Berkat bantuan para astronom amatir di berbagai belahan dunia, bentuk lintasan orbitnya dapat diperkirakan. Asteroid tersebut mengorbit di bagian dalam tata surya dan diperkirakan menghabiskan waktu 1,56 tahun untuk sekali mengelilingi Matahari.

Hal ini menunjukkan bahwa peluang asteroid tersebut dapat melintas kembali dekat Bumi cukup besar karena waktu orbit yang tidak terlampau jauh berbeda. Meski demikian, para astronom belum sampai pada kesimpulan bahwa objek tersebut mengancam Bumi.

"Sejauh ini tidak ada kejadian yang luar biasa," ujar Spahr.

JANGAN SAMPAI KEKURANGAN AIR!!!


Sebuah hasil penelitian yang dilakukan olehAmerican College of Sport of Medecine menemukan bahwa tubuh manusia mengirimkan sinyal berbeda bila kadar airnya berkurang.
Kekurangan air sebanyak 1%,tubuh memberi sinyal dengan rasa haus. Kekurangan air sebanyak 2%,wajah menjadi kurang ceria dan pucat. Kekurangan air 3% akan membuat tubuh lemas dan tidak bergairah untuk melakukan aktivitas apapun. Kehilangan 4% air akan menyebabkan ketahanan otot menurun hingga 30% dari kemampuan optimal. Kekurangan 5% air akan menyebabkan fungsi mental terganggu sehingga sering mengigau saat tidur. Kehilangan 10%-20% (jika sinyal di atas belum cukup mengingatkan untuk segera mengkonsumsi air) maka bisa berakhir pada kematian.